Featured Article

Kamis, 22 November 2012

ALAT TANGKAP LONG LINE

B. PENGERTIAN

Long line adalah tali yang memanjang yang dimasukkan ke dalam laut, terdiri dari main line ( tali utama ) dan branch line ( tali cabang ) yang diikatkan pada tali utama tersebut. Tali cabang adalah tali sebagai cabang dari tali utama, yang menjorok ke dalam laut, dan di bawahnya digantungkan pancing – pancing yang diberi umpan.

C. KAPAL TUNA LONG LINE

Kapal untuk ikan tuna long line, termasuk jenis kapal untuk laut lepas. Hal itu dikarenakan daerah penangkapan ikan tuna ataupun jenis ikan tuna lainnya berada jauh dari lepas pantai, maka kemampuan kapal juga tergantung pada ukuran besar kecilnya kapal.
1. Kapal ikan tuna long line dilengkapi dengan mesin seperti
· Line hauler è Mesin untuk menarik tali dari laut
· Side roller è Roll dipakai ketika menarik tali dari laut
· Line roller è Mesin untuk membuang tali ke laut
· Branch reel è Mesin untuk menggulung tali cabang dari laut
2. Alat penangkapan ikan tuna
· Alat penangkapan ikan tuna terdiri dari tali utama, tali cabang, tali pelampung, pelampung dan pancing.
· Tali utama ( main line )
a Tali utama Tali ini adalah tali utama ( main line ) pada tuna long line
b Di tali utama dipasang tali cabang setiap 50 m
· Tali cabang ( branch line )
a Tali cabang ini adalah tali cabang pancing sepanjang 20 – 50 m
b Di ujung tali cabang dipasang mata pancing
· Tali pelampung ( buoy line )
a Tali ini adalah tali – tali untuk mengapungkan tali utama
b Tali ini menyambungkan pelampung dengan tali utama
c Mudah dipasang dan dicabut dengan tali utama karena ada snaph
· Pelampung ( float )
a Pelampung adalah alat untuk mengapungkan tali utama di laut
b Pelampung berbentuk bola plastik yang cukup besar
· Pelampung berlampu ( light buoy )
a Pelampung ini, pada malam hari digunakan untuk mencari posisi ujung tali tuna di laut.
b Diatas pelampung dipasang lampu tanda
· Mata pancing ( hook )
a Mata pancing dipasang diujung tali cabang
b Mata pancing ini memiliki kaitan supaya ikan yang telah memakan umpan tidak terlepas ( tetap terkait )
Tabel 1.1 Ukuran dari bagian – bagian Long Line
No.
Nama Bagian
Bahan
Diameter
( mm )
Panjang
( m )
1.
Tali Utama
Polyester
6 - 6,5
50
2.
Tali Cabang :
a. Snaph on
b. Tali cabang utama
c. Kili – Kili
d. Yoka
f. Pancing
Baja anti karat
Polyester
Kuningan & timah
Polyester
Baja dilapis timah
5,0
3,5
No . 28
3,3
No . 5 / 6
0,15
20
-
12,5
-
3.
Tali Pelampung
Polyester
6,5
30
4.
Pelampung
Plastik
300
-

D. PERSIAPAN PENANGKAPAN

1. Persiapan Berangkat.
Sebelum berangkat diperlukan waktu satu minggu untuk persiapan. Kapten harus betul – betul sudah merencanakan apa yang diharapkan dari hasil penangkapan itu dan menentukan untuk rencana pelayaran baru.
- Para ABK bersiap untuk memuat barang perbekalannya, selain itu juga para pegawai perusahaan perikanan yang di darat harus sudah memulai keperluan operasi pemancingan ikan dan barang - barang yang diminta dari anak buah kapal tersebut.
- Seiring perkembangan zaman dengan adanya teknologi canggih, baik mesin – mesin maupun peralatan penangkapan ikan yang semakin modern, begitu pula cara memesan barang atau memperbaiki peralatan yang rusak, cukup dengan memesan ke pabriknya langsung sebelum bertolak, dengan kata lain persiapan untuk bertolak waktunya semakin pendek.
- Bagi ABK, karena pelayaran long line ini jangka panjang, maka dapat membawa barang – barang pribadi yang diperlukan, selain itu saat ini alat komunikasi semakin canggih, untuk berhubungan dengan darat dapat dilakukan sewaktu – waktu.
2. Berlayar
Berkenaan dengan hasil laporan ke darat ( kantor pusat ) pada kapal ikan tuna jenis Long Line ini, semakin ditingkatkan kualitasnya. Persiapan alat pancing akan dimuat ke kapal, tidak perlu dikerjakan sendiri oleh ABK, maka bagi dirinya lebih enak. Hanya setelah sampai ke Daerah Penangkapan, ABK tinggal siap untuk memulai operasi memancing, jadi tidak perlu membenahi alat – alat pancingnya, dengan jalan ini jelas waktunya semakin hemat. Alat – alat ini semua umumnya telah disediakan oleh toko penjual alat – alat pemancingan, untuk itu berarti penanganan atau pemeliharaannya sedikit.
  1. Perijinan kapal
Untuk memenuhi persyaratan peraturan pelayaran, maka setiap kapal harus memenuhi standar kelayakan laut, guna menjamin keselamatan kapal serta untuk mengendalikan usaha perikanan melalui perijinan. Perijinan berfungsi untuk membina usaha perikanan dan memberikan kepastian usaha perikanan itu sendiri. untuk memenuhi ketentuan yang berlaku adapun persyaratan kelayakan laut kapal Long Line meliputi :
    • Ijin Usaha Perikanan ( IUP ) • Sertifikat Kesempurnaan
    • Surat Penangkapan Ikan ( SPI ) • Surat Tanda Kebangsaan
    • Surat Ijin Penangkapan Ikan ( SIPI ) • Surat Ukur
    • Surat ijin berlayar dari syahbandar • Sijil Awak Kapal
    • Sertifikat garis muat
  1. Perbekalan
Dibawah petunjuk dari Kapten dan Bosun semua ABK memuat umpan, alat – alat deck, alat – alat pancing dan air tawar. Fishing master secara langsung menentukan jumlah umpan dan jenisnya, ukuran dan kesegaran ikan. Pengisian air minum dilakukan pada saat bongkar di pelabuhan. Jumlah air minum yang dimuat kira – kira 15 – 45 ton.
Perbekalan yang harus disiapkan sebelum kapal bertolak dari pelabuhan ke daerah fishing ground diantaranya :
· Umpan
· Fuel Oil dan Pelumas
· Perlengkqpqn alat tangkap cadangan
· Deck / engine supply
· Makanan dan Air tawar
· Obat – obatan
5. Persiapan lainnya
Melakukan pemeriksaan peralatan navigasi, teropong, mesin utama, alat pengganti ( suku cadang ), mesin pendingin, pompa, generator, perlengkapan, penangkapan dan lain –lain. Selain itu juga mempekerjakan orang untuk turun kapal, meyiapkan perlengkapan kesehatan, alat komunikasi, menentukan pasar dan lainnya.

E. FISHING GROUND TUNA LONG LINE

1. Prinsip fishing ground
Suatu perairan dapat dikatakan daerah penangkpan ikan ( fishing ground ) dari suatu alat, apabila alat itu dapat digunakan secara terus menerus dan menguntungkan. Dengan demikian fishing ground harus ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
- Faktor adanya ikan ( musim ikan )
- Faktor jenis ikan yang ada dan dapat ditangkap dengan alat tersebut
- Faktor yang menguntungkan usaha penangkapan
- Faktor meteorologi dan oceanografi serta hal lain yang mempengaruhi
2. Sifat fishing ground
Sangat tergantung dari sasaran yang akan ditangkap, sasaran utama yakni tuna dan jenis ikan pelagis lainnya yang mempunyai sifat hampir sama dengan tuna. Migrasi jenis ini jauh lebih luas sehubungan dengan itu sifat fishing ground Tuna adalah :
- Perairan dalam dan berkadar garam tinggi ( diatas 30 o/00 )
- Perairan bersih terhindar dari pencemaran dan penyebaran luas
Sifat-sifat tersebut di perairan Indonesia terdapat di samudera Indonesia dan samudera Pasifik. Karena luasnya kita bagi menjadi :
o Daerah Andaman dan Nicobar
o Daerah sebelah barat pulau Sumatera
o Daerah sebelah selatan pulau Jawa
o Daerah Nusa Tenggara
o Daerah Samudera Tengah
o Daerah Australia Barat
3. Musim Ikan
Sepanjang tahun ikan tuna dapat ditangkap. Tetapi karena pengaruh temperatur air, iklim dan arus, maka terjadilah perbedaan musim ikan di berbagai daerah, sebagai berikut:
v Bulan Januari dan Agustus : Samudera Indonesia tengah
v Bulan Februari dan Maret : Sebelah barat pulau Sumatera
v Bulan April : Daerah Andaman dan Nicobar
v Bulan Mei, Oktober s/d Desember : Sebelah barat Australia
v Bulan Juni dan September : Nusa Tenggara
v Bulan Juli dan September : Sebelah selatan pulau Jawa.

F. OPERASI PENANGKAPAN

1. Bagian penting dalam operasi
a. Keadaan kapal saat setting
Fishing Master dan kapten di ruang kemudi mengemudikan kapal sambil memperhatikan, keamanan / keselamatan pada saat setting, kecepatan setting, adanya kapal lain dan jaraknya, lintasan tali pancing, laju kapal, suhu air, pusaran arus, burung laut, lumba – lumba dan kayu yang terbawa arus.
b. Pada saat memasang umpan
Hal yang perlu diperhatikan adalah pencarian umpan, pemasangan pada mata pancing ( biasanya ikan dikait pada bagian kepalanya ). Pada ikan kembung pada bagian punggung, urutan mata pancing, melepas gulungan tali cabang, dan memeriksa cacat pada setiap bagian tali cabang.
c. Radio – buoy dan lampu
Untuk penarikan saat tengah malam, pada tali utama ( main line ) dipasang lampu sebanyak 5 - 6 buah dan radio buoy sebanyak 12 – 13 buah.
3. Teknik Setting
a. Waktu setting
Setting dilaksanakan pukul 2 – 3 pagi. Tali yang di setting terlebih dahulu adalah tali cabang untuk perairan laut dalam. Lama setting kira –kira 5 jam. Panjang tali utama mencapai 100 mil.
b. Pada saat sebelum setting
Pekerjaan setting dilakukan secara berurutan seperti, mengeluarkan umpan dari palka, mencairkan umpan, mulai menjalankan mesin, mengukur kedalaman air ( menggunakan alat yang dioperasikan di ruang kemudi ), menyambung antar bagian pancing dari main line ke branch line, memasang snaph, bola tali, memasang umpan pada mata pancing, memasang pelampung di tali bola, radio buoy dan mempersiapkan lampu, serta pembagian kerja diatur oleh Fishing Master dan Bosun.
Tali cabang untuk perairan laut dalam dipisahkan di sisi kapal dan tali yang akan dipakai diletakkan di bagian sebelah kiri. Bola yang tidak dipakai dan yang tidak berhubungan dengan tali yang dipasang dikumpulkan di atas ruang kemudi. Pemasangan bola diameter 30 cm dilakukan setelah pemasangan 4 buah bola diameter 20 cm.
4. Teknik Hauling
a. Waktu hauling
Untuk pengoperasian hauling dimulai kira – kira jam 12 siang. Lamanya hauling antara 12 – 18 jam.
b. Saat hauling
Sambil menggulung main line perlu diperhatikan, arah bentangan tali, keadaan hasil tangkapan dan pemotongan tali yang kusut jika diperlukan.
- Dilakukan pengaturan dan pengawasan tempat penyimpanan main line
- Penggunaan mesin pengumpul main line
- Melepas snaph
- Mengatur kembali tempat penyimpanan alat – alat
- Mengatur penggunaan tempat bola
- Membetulkan tali cabang, mengganti mata pancing, serta membetulkan tali yang kusut.

G. CARA MEMASANG UMPAN

1. Jenis umpan :
Pada penangkapan dengan long line mengenai masalah umpan sangatlah menentukan jumlah hasil tangkap. Oleh karena itu perlu perhatian yang sebaik – baiknya, perlu kita ketahui bahwa ikan tuna dan sejenis ikan pelagis lainnya tidak suka umpan dalam bentuk irisan.
Ikan pelagis tujuan penangkapan adalah jenis ikan perenang cepat dan memiliki kebiasaan memburu mangsa. Untuk memberi kesan bahwa umpan kita itu ikan hidup, maka diusahakan menyediakan umpan dalam bentuk utuh, segar dan tidak rusak. Walaupun tidak dapat memenuhi semua syarat sebagai umpan, jenis umpan Long Line antara lain :
Ø Cumi – cumi ( terbaik tapi harganya mahal, jumlahnya terbatas )
Ø Sarden / lemuru, memiliki leher pendek dan kurang kuat
Ø Ikan Terbang ( jumlah terbatas dan sulit diperoleh )
Ø Mackerel tuna ( tongkol kecil ), lehernya kuat dan keras.
2. Cara memasang umpan
Pemasangan umpan pada long line berbeda dengan line fishing lainnya. Prinsip kerja cara pemasangan umpan yang benar menjaga agar umpan tidak terlalu rusak dan menyangkut dengan kuat.
Untuk menghasilkan cara pemasangan yang baik, maka terdapat beberapa cara bagian umpan yang terkait pancing, antara lain :
1. Mata tembus mata
2. Kepala bagian bawah atau atas segaris dengan tutup insang
3. Bagian bawah sirip dada tembus sebelah menyebelah
4. Bagian ekor
Pemilihan cara pemasangan umpan yang benar diharapkan :
ü Umpan terkait kuat, karena umpan tergantung dengan menahan arus, ikan umpan melekat kuat.
ü Umpan dapat melambai lebih baik, untuk memberi kesan bahwa umpan itu ikan hidup bebas.
3. Kecepatan memasang umpan
Umpan dipasang pada waktu itu juga, saat akan dilempar kelaut. Berdasarkan pengalaman kecepatan rata – rata tiap jam dapat menurunkan ± 500 pancing . Berarti tiap satu menit harus dapat memasang umpan antara 8 – 10 pancing.
4. Syarat umpan
  1. Ditinjau dari segi teknis :
Ø Terdiri dari satu ikan utuh
Ø Warna kontras, mengkilat ( hitam, putih atau disesuaikan dengan warna isi perut ikan tuna atau sejenisnya )
Ø Panjang antara 15 – 25 cm, lebar 2 – 5 cm
Ø Leher kuat dan daging ulet
Ø Mempunyai bau segar yang menyolok.
  1. Ditinjau dari segi ekonomis
Ø Mudah didapat dalam jumlah banyak
Ø Harganya murah
Ø Perawatan gampang dan mudah

H. HASIL TANGKAPAN

Jenis Ikan Tuna yang tertangkap dengan Long Line :
- Tuna Mata Besar ( big eye tuna )
1. Badannya agak besar pendek gemuk. Yang besar dapat mencapai 2 meter dan beratnya 200 kg.
2. Matanya agaknya besar.
- Madidihang ( yellow fin tuna )
1. Badannya tidak gemuk seperti tuna mata besar
2. Panjangnya mencapai 1,8 meter dan beratnya 100 kg
3. Sirip dada dan sirip punggung berwarna kuning
- Tuna sirip biru ( blue fin tuna )
1. Panjangnya mencapai 1,6 meter dan beratnya 300 kg
2. Warna badan bagian atas biru kehijauan
- Albakora ( albacore )
1. Tergolong tuna kecil. Dapat mencapai panjang kurang lebih 1 meter dan berat 15 kg ­
2. Sirip dada cukup panjang
- Ikan pedang ( sword fish )
1. Dapat mencapai panjang sampai 4,5 meter dan berat 500 kg
2. Rahang atas tumbuh panjang sekali dan gepeng
3. Badannya bulat
- Setuhuk ( marlin )
1. Panjang mencapai 4 meter dan berat 600 kg
- Ikan layaran ( sail fish )
1. Panjang dapat mencapai 3 meter dan berat 400 kg
2. Tidak memiliki sisik
I. PENANGANAN IKAN TUNA
1. Mengenal Ikan Tuna.
Ikan tuna merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai tambah yang cukup berarti dipasaran ikan Internasional. Hal ini terbukti dengan adanya permintaan tuna segar dipasaran Jepang yang mencapai 250 – 350 ton per hari, sehingga hal ini menjadi suatu tantangan bagi Indonesia yang mempunyai potensi lestari khusus untuk ikan tuna sebesar 258,8 ribu ton / tahun.
Adapun jenis – jenis tuna segar yang diekspor adalah : Big – eye tuna ( Thunnus obesus ), Yellow fin tuna ( Thunnus albacares ).
Selanjutnya, guna mendukung ekspor tuna segar menjadi produk yang bermutu baik, maka semenjak ikan tertangkap sampai pada tangan konsumen, mutu kesegarannya harus dijaga dengan tetap mempertahankan suhu ikan berkisar 1- 2,5 0 C, atau selalu dalam keadaan di es.
2. Penanganan ( handling ) tuna segar
Dalam hal ini ada 2 cara penanganan dengan peng-Es-an biasa ( Chiling ), kedua dengan sistim Pendinginan Air Laut ( Refrigerated Sea Water ) yang sering terdapat pada kapal – kapal penangkapan.
Urutan penanganan dapat dilakukan sebagai berikut :
- Penyiapan palkah dan deck kapal, dengan cara membersihkannya terlebih dahulu.
- Pada saat ikan telah naik di atas kapal, maka harus dikerjakan secara hati – hati baik saat melepas mata pancing maupun meletakannya di atas deck, dan hindari luka – luka atau memar tubuhnya.
Bila masih hidup dapat dimatikan terlebih dahulu dengan menusukan marlin / spike tepat pada bagian otak di kepala.
- Buka salah satu tutup insang, lalu buang lapisan – lapisan insang dengan cara dipotong dengan pisau.
- Keluarkan isi perut melalui rongga insang. Untuk mempermudah penarikan isi perut maka bagian anus disobek sepanjang ± 3 cm. Sehingga usus yang menempel pada anus dapat tercabut dengan mudah.
- Cuci bersih rongga insang dengan perut, juga bagian luar tubuh ikan dengan air laut.
- Pada cara peng-Es-an biasa ( Chiling ) rongga insang dan rongga perut diisi dengan butiran Es ( Es Curai ) , kemudian disimpan di palkah dengan jalan menyelimuti tubuh ikan dengan butiran – butiran Es.
- Pada cara RSW ( Refrigerated Sea Water ), ikan yang telah dibersihkan / dibungkus dengan karung / goni atau plastik, dan selanjutnya disimpan dalam palkah.
Perlakuan ini dimaksudkan untuk menghindari rusaknya tubuh ikan oleh benturan dengan dinding palkah, atau sesama ikan itu sendiri. Sistem ini diterapkan pada kapal penangkapan yang telah dilengkapi dengan peralatan Refrigasi.

perikanan

Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi (pemancingan ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan.
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis).

Daftar isi

Sejarah perikanan

Mesir membawa ikan, dan dibelah untuk tujuan diasinkan
Salah satu sejarah perdagangan dunia yang tertua yaitu perdagangan ikan cod kering dari daerah Lofoten ke bagian selatan Eropa, Italia, Spanyol dan Portugal. Perdagangan ikan ini dimulai pada periode Viking atau sebelumnya, yang telah berlangsung lebih dari 1000 tahun, namun masih merupakan jenis perdagangan yang penting hingga sekarang.
Di India, Pandyas, kerajaan Tamil Dravidian tertua, dikenal dengan tempat perikanan mutiara diambil sejak satu abad sebelum masehi. Pelabuhan Tuticorin dikenal dengan perikanan mutiara laut dalam. Paravas, bangsa Tamil yang berpusat di Tuticorin, berkembang menjadi masyarakat yang makmur oleh karena perdagangan mutiara mereka, pengetahuan ilmu pelayaran dan perikanan.

Pengelolaan sumberdaya ikan

Pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua upaya termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan yang bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan yang terus menerus.[4]

Penangkapan ikan

Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkannya.[5] Usaha perikanan yang bekerja di bidang penangkapan tercakup dalam kegiatan perikanan tangkap (capture fishery).

Pembudidayaan ikan

Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan ikan dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol Usaha perikanan yang berupa produksi hasil perikanan melalui budidaya dikenal sebagai perikanan budidaya atau budidaya perairan (aquaculture).

Referensi

  1. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.
  2. ^ Castro, P. and M. Huber. (2003). Marine Biology. 4th ed. Boston: McGraw Hill.
  3. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.
  4. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.
  5. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.
  6. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.
sumber: wikipedia.org

galau

tuhan kapan air mata ini kering
shingga ku tax dapat menangis lagi
ku lelah tuhan dengan smuanya
ku tax lagy sangup menghadapinya
aq tax sekuat bunga ditepi jalan yg mampu bertahan dgn banyak cobaan
aq pun tax seprti boneka yg hanya diam dan tersenyum
mungkin aq pecundang yg lari dari smua masalah dunia ini tapi aq tak lagy punya semangt aku MENYERAH dan aq tak bth apapun lagy selain dekapan hangat dari mu ibu. . . .
 
 

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.