tag:blogger.com,1999:blog-6097968218393483682024-03-18T21:50:32.294-07:00LANCAH WIRUAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10076878565557538625noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-609796821839348368.post-90237552256834033822012-11-22T02:51:00.002-08:002012-11-22T02:51:24.200-08:00ALAT TANGKAP LONG LINE<h3 align="justify">
B. PENGERTIAN</h3>
<div align="justify">
Long line adalah tali yang memanjang yang dimasukkan ke dalam laut, terdiri dari <i>main line</i> ( tali utama ) dan <i>branch line</i>
( tali cabang ) yang diikatkan pada tali utama tersebut. Tali cabang
adalah tali sebagai cabang dari tali utama, yang menjorok ke dalam laut,
dan di bawahnya digantungkan pancing – pancing yang diberi umpan. </div>
<h3 align="justify">
C. KAPAL TUNA LONG LINE</h3>
<div align="justify">
Kapal
untuk ikan tuna long line, termasuk jenis kapal untuk laut lepas. Hal
itu dikarenakan daerah penangkapan ikan tuna ataupun jenis ikan tuna
lainnya berada jauh dari lepas pantai, maka kemampuan kapal juga
tergantung pada ukuran besar kecilnya kapal.</div>
<div align="justify">
<b>1. Kapal ikan tuna long line dilengkapi dengan mesin seperti </b></div>
<div align="justify">
· <i>Line hauler</i> è Mesin untuk menarik tali dari laut</div>
<div align="justify">
· <i>Side roller</i> è Roll dipakai ketika menarik tali dari laut </div>
<div align="justify">
· <i>Line roller </i>è Mesin untuk membuang tali ke laut</div>
<div align="justify">
· <i>Branch reel</i> è Mesin untuk menggulung tali cabang dari laut</div>
<div align="justify">
<b>2. Alat penangkapan ikan tuna</b></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC-wC9rqZUCdlU-uJXNyMj6C3gSbFNZausHp_Yq4e3ThLKmW41Fx6rWrf4OxD9ek9vxN_90sjCywQRqFxWHLompxkzZINFDD-3hzAoMmmpP6ZdJsRNDQTlB3chL3eQqSZCRVIKWsY-Row/s1600/LL.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC-wC9rqZUCdlU-uJXNyMj6C3gSbFNZausHp_Yq4e3ThLKmW41Fx6rWrf4OxD9ek9vxN_90sjCywQRqFxWHLompxkzZINFDD-3hzAoMmmpP6ZdJsRNDQTlB3chL3eQqSZCRVIKWsY-Row/s320/LL.jpeg" width="320" /></a>· Alat penangkapan ikan tuna terdiri dari tali utama, tali cabang, tali pelampung, pelampung dan pancing.<br />· Tali utama ( <i>main line</i> ) <br />a Tali utama Tali ini adalah tali utama ( <i>main line</i> ) pada tuna long line<br />b Di tali utama dipasang tali cabang setiap 50 m<br />· Tali cabang ( <i>branch line</i> ) <br />a Tali cabang ini adalah tali cabang pancing sepanjang 20 – 50 m<br />b Di ujung tali cabang dipasang mata pancing<br />· Tali pelampung ( <i>buoy line</i> )<br />a Tali ini adalah tali – tali untuk mengapungkan tali utama<br />b Tali ini menyambungkan pelampung dengan tali utama<br />c Mudah dipasang dan dicabut dengan tali utama karena ada snaph<br />· Pelampung ( <i>float</i> )<br />a Pelampung adalah alat untuk mengapungkan tali utama di laut<br />b Pelampung berbentuk bola plastik yang cukup besar<br />· Pelampung berlampu ( <i>light buoy</i> )<br />a Pelampung ini, pada malam hari digunakan untuk mencari posisi ujung tali tuna di laut.<br />b Diatas pelampung dipasang lampu tanda<br />· Mata pancing ( <i>hook</i> )<br />a Mata pancing dipasang diujung tali cabang<br />b Mata pancing ini memiliki kaitan supaya ikan yang telah memakan umpan tidak terlepas ( tetap terkait ) <div align="justify">
Tabel 1.1 Ukuran dari bagian – bagian Long Line </div>
<div align="justify">
</div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td valign="top" width="43"> <b>No.</b><br />
</td> <td valign="top" width="180"> <b>Nama Bagian</b><br />
</td> <td valign="top" width="168"> <b>Bahan</b><br />
</td> <td valign="top" width="120"> <b>Diameter</b><br />
<b>( mm )</b><br />
</td> <td valign="top" width="132"> <b>Panjang</b><br />
<b>( m )</b><br />
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="43"> 1.<br />
</td> <td valign="top" width="180"> Tali Utama<br />
</td> <td valign="top" width="168"> Polyester<br />
</td> <td valign="top" width="120"> 6 - 6,5<br />
</td> <td valign="top" width="132"> 50<br />
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="43"> 2.<br />
</td> <td valign="top" width="180"> Tali Cabang :<br />
a. Snaph on<br />
b. Tali cabang utama<br />
c. Kili – Kili<br />
d. Yoka<br />
f. Pancing<br />
</td> <td valign="top" width="168"> Baja anti karat<br />
Polyester<br />
Kuningan & timah<br />
Polyester <br />
Baja dilapis timah<br />
</td> <td valign="top" width="120"> 5,0<br />
3,5<br />
No . 28<br />
3,3<br />
No . 5 / 6<br />
</td> <td valign="top" width="132"> 0,15<br />
20<br />
-<br />
12,5<br />
-<br />
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="43"> 3.<br />
</td> <td valign="top" width="180"> Tali Pelampung<br />
</td> <td valign="top" width="168"> Polyester<br />
</td> <td valign="top" width="120"> 6,5<br />
</td> <td valign="top" width="132"> 30<br />
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="43"> 4.<br />
</td> <td valign="top" width="180"> Pelampung<br />
</td> <td valign="top" width="168"> Plastik<br />
</td> <td valign="top" width="120"> 300<br />
</td> <td valign="top" width="132"> -<br />
</td> </tr>
</tbody></table>
<h4 align="justify">
D. PERSIAPAN PENANGKAPAN</h4>
<div align="justify">
<b>1. Persiapan Berangkat.</b></div>
<div align="justify">
Sebelum
berangkat diperlukan waktu satu minggu untuk persiapan. Kapten harus
betul – betul sudah merencanakan apa yang diharapkan dari hasil
penangkapan itu dan menentukan untuk rencana pelayaran baru.</div>
<div align="justify">
-
Para ABK bersiap untuk memuat barang perbekalannya, selain itu juga
para pegawai perusahaan perikanan yang di darat harus sudah memulai
keperluan operasi pemancingan ikan dan barang - barang yang diminta dari
anak buah kapal tersebut.</div>
<div align="justify">
- Seiring
perkembangan zaman dengan adanya teknologi canggih, baik mesin – mesin
maupun peralatan penangkapan ikan yang semakin modern, begitu pula cara
memesan barang atau memperbaiki peralatan yang rusak, cukup dengan
memesan ke pabriknya langsung sebelum bertolak, dengan kata lain
persiapan untuk bertolak waktunya semakin pendek.</div>
<div align="justify">
-
Bagi ABK, karena pelayaran long line ini jangka panjang, maka dapat
membawa barang – barang pribadi yang diperlukan, selain itu saat ini
alat komunikasi semakin canggih, untuk berhubungan dengan darat dapat
dilakukan sewaktu – waktu.</div>
<div align="justify">
<b>2. Berlayar</b></div>
<div align="justify">
Berkenaan
dengan hasil laporan ke darat ( kantor pusat ) pada kapal ikan tuna
jenis Long Line ini, semakin ditingkatkan kualitasnya. Persiapan alat
pancing akan dimuat ke kapal, tidak perlu dikerjakan sendiri oleh ABK,
maka bagi dirinya lebih enak. Hanya setelah sampai ke Daerah
Penangkapan, ABK tinggal siap untuk memulai operasi memancing, jadi
tidak perlu membenahi alat – alat pancingnya, dengan jalan ini jelas
waktunya semakin hemat. Alat – alat ini semua umumnya telah disediakan
oleh toko penjual alat – alat pemancingan, untuk itu berarti penanganan
atau pemeliharaannya sedikit.</div>
<ol>
<li> <div align="justify">
<b>Perijinan kapal </b></div>
</li>
</ol>
Untuk
memenuhi persyaratan peraturan pelayaran, maka setiap kapal harus
memenuhi standar kelayakan laut, guna menjamin keselamatan kapal serta
untuk mengendalikan usaha perikanan melalui perijinan. Perijinan
berfungsi untuk membina usaha perikanan dan memberikan kepastian usaha
perikanan itu sendiri. untuk memenuhi ketentuan yang berlaku adapun
persyaratan kelayakan laut kapal Long Line meliputi :<br />
<ol><ul>
<li> <div align="justify">
Ijin Usaha Perikanan ( IUP ) • Sertifikat Kesempurnaan </div>
</li>
<li> <div align="justify">
Surat Penangkapan Ikan ( SPI ) • Surat Tanda Kebangsaan</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Surat Ijin Penangkapan Ikan ( SIPI ) • Surat Ukur</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Surat ijin berlayar dari syahbandar • Sijil Awak Kapal</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Sertifikat garis muat<b> </b></div>
</li>
</ul>
</ol>
<ol>
<li> <div align="justify">
<b>Perbekalan</b></div>
</li>
</ol>
Dibawah petunjuk dari Kapten dan Bosun semua ABK memuat umpan, alat – alat deck, alat – alat pancing dan air tawar. <i>Fishing master</i>
secara langsung menentukan jumlah umpan dan jenisnya, ukuran dan
kesegaran ikan. Pengisian air minum dilakukan pada saat bongkar di
pelabuhan. Jumlah air minum yang dimuat kira – kira 15 – 45 ton.<br />
Perbekalan yang harus disiapkan sebelum kapal bertolak dari pelabuhan ke daerah <i>fishing ground</i> diantaranya :<br />
· Umpan<br />
· <i>Fuel Oil</i> dan Pelumas <br />
· Perlengkqpqn alat tangkap cadangan<br />
· Deck / <i>engine supply</i><br />
· Makanan dan Air tawar <br />
· Obat – obatan<br />
<b>5. Persiapan lainnya</b><br />
Melakukan
pemeriksaan peralatan navigasi, teropong, mesin utama, alat pengganti (
suku cadang ), mesin pendingin, pompa, generator, perlengkapan,
penangkapan dan lain –lain. Selain itu juga mempekerjakan orang untuk
turun kapal, meyiapkan perlengkapan kesehatan, alat komunikasi,
menentukan pasar dan lainnya.<br />
<h4>
E. FISHING GROUND TUNA LONG LINE</h4>
<b>1. Prinsip <i>fishing ground</i></b><br />
Suatu perairan dapat dikatakan daerah penangkpan ikan <i>( fishing ground )</i> dari suatu alat, apabila alat itu dapat digunakan secara terus menerus dan menguntungkan. Dengan demikian <i>fishing ground</i> harus ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :<br />
- Faktor adanya ikan ( musim ikan )<br />
- Faktor jenis ikan yang ada dan dapat ditangkap dengan alat tersebut<br />
- Faktor yang menguntungkan usaha penangkapan<br />
- Faktor meteorologi dan oceanografi serta hal lain yang mempengaruhi<br />
<b>2. Sifat <i>fishing ground</i></b><br />
Sangat
tergantung dari sasaran yang akan ditangkap, sasaran utama yakni tuna
dan jenis ikan pelagis lainnya yang mempunyai sifat hampir sama dengan
tuna. Migrasi jenis ini jauh lebih luas sehubungan dengan itu sifat <i>fishing ground</i> Tuna adalah :<br />
- Perairan dalam dan berkadar garam tinggi ( diatas 30 <sup>o</sup>/<sub>00 </sub>) <br />
- Perairan bersih terhindar dari pencemaran dan penyebaran luas<br />
Sifat-sifat
tersebut di perairan Indonesia terdapat di samudera Indonesia dan
samudera Pasifik. Karena luasnya kita bagi menjadi :<br />
o Daerah Andaman dan Nicobar<br />
o Daerah sebelah barat pulau Sumatera <br />
o Daerah sebelah selatan pulau Jawa<br />
o Daerah Nusa Tenggara<br />
o Daerah Samudera Tengah<br />
o Daerah Australia Barat<br />
<b>3. Musim Ikan</b><br />
Sepanjang
tahun ikan tuna dapat ditangkap. Tetapi karena pengaruh temperatur air,
iklim dan arus, maka terjadilah perbedaan musim ikan di berbagai
daerah, sebagai berikut:<br />
v Bulan Januari dan Agustus : Samudera Indonesia tengah<br />
v Bulan Februari dan Maret : Sebelah barat pulau Sumatera<br />
v Bulan April : Daerah Andaman dan Nicobar<br />
v Bulan Mei, Oktober s/d Desember : Sebelah barat Australia<br />
v Bulan Juni dan September : Nusa Tenggara<br />
v Bulan Juli dan September : Sebelah selatan pulau Jawa.<br />
<h3>
F. OPERASI PENANGKAPAN</h3>
<b>1. Bagian penting dalam operasi</b><br />
a. Keadaan kapal saat setting<br />
<i>Fishing Master</i>
dan kapten di ruang kemudi mengemudikan kapal sambil memperhatikan,
keamanan / keselamatan pada saat setting, kecepatan setting, adanya
kapal lain dan jaraknya, lintasan tali pancing, laju kapal, suhu air,
pusaran arus, burung laut, lumba – lumba dan kayu yang terbawa arus.<br />
b. Pada saat memasang umpan<br />
Hal
yang perlu diperhatikan adalah pencarian umpan, pemasangan pada mata
pancing ( biasanya ikan dikait pada bagian kepalanya ). Pada ikan
kembung pada bagian punggung, urutan mata pancing, melepas gulungan tali
cabang, dan memeriksa cacat pada setiap bagian tali cabang.<br />
c. Radio – buoy dan lampu<br />
Untuk penarikan saat tengah malam, pada tali utama ( <i>main line</i> ) dipasang lampu sebanyak 5 - 6 buah dan radio buoy sebanyak 12 – 13 buah.<br />
<b>3. Teknik Setting</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo3ck216U2rgGOe359Lxj_-tnb9Xuu50DBudJWnhq5l_ryqa4CwX18BMvllse2p0WDGzh-xKdKo515NBMn8jnSodFNrQuhxzLXvzlKLFK_5Kr2CUfxxUl39uYORUO8DEK5jB94gL5RgME/s1600/SETTING.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo3ck216U2rgGOe359Lxj_-tnb9Xuu50DBudJWnhq5l_ryqa4CwX18BMvllse2p0WDGzh-xKdKo515NBMn8jnSodFNrQuhxzLXvzlKLFK_5Kr2CUfxxUl39uYORUO8DEK5jB94gL5RgME/s1600/SETTING.jpeg" /></a></div>
a. Waktu <i>setting</i><br />
<i>Setting</i> dilaksanakan pukul 2 – 3 pagi. Tali yang di setting terlebih dahulu adalah tali cabang untuk perairan laut dalam. Lama <i>setting</i> kira –kira 5 jam. Panjang tali utama mencapai 100 mil.<br />
b. Pada saat sebelum <i>setting</i><br />
Pekerjaan
setting dilakukan secara berurutan seperti, mengeluarkan umpan dari
palka, mencairkan umpan, mulai menjalankan mesin, mengukur kedalaman air
( menggunakan alat yang dioperasikan di ruang kemudi ), menyambung
antar bagian pancing dari <i>main line</i> ke <i>branch line</i>,
memasang snaph, bola tali, memasang umpan pada mata pancing, memasang
pelampung di tali bola, radio buoy dan mempersiapkan lampu, serta
pembagian kerja diatur oleh <i>Fishing Master</i> dan Bosun.<br />
Tali
cabang untuk perairan laut dalam dipisahkan di sisi kapal dan tali yang
akan dipakai diletakkan di bagian sebelah kiri. Bola yang tidak dipakai
dan yang tidak berhubungan dengan tali yang dipasang dikumpulkan di
atas ruang kemudi. Pemasangan bola diameter 30 cm dilakukan setelah
pemasangan 4 buah bola diameter 20 cm.<br />
<b>4. Teknik <i>Hauling</i></b><br />
a. Waktu <i>hauling</i><br />
Untuk pengoperasian <i>hauling</i> dimulai kira – kira jam 12 siang. Lamanya <i>hauling</i> antara 12 – 18 jam.<br />
b. Saat <i>hauling</i><br />
Sambil menggulung <i>main line</i> perlu diperhatikan, arah bentangan tali, keadaan hasil tangkapan dan pemotongan tali yang kusut jika diperlukan.<br />
- Dilakukan pengaturan dan pengawasan tempat penyimpanan <i>main line</i><br />
- Penggunaan mesin pengumpul <i>main line</i><br />
- Melepas snaph<br />
- Mengatur kembali tempat penyimpanan alat – alat <br />
- Mengatur penggunaan tempat bola <br />
- Membetulkan tali cabang, mengganti mata pancing, serta membetulkan tali yang kusut.<br />
<h4>
G. CARA MEMASANG UMPAN</h4>
<b>1. Jenis umpan :</b><br />
Pada
penangkapan dengan long line mengenai masalah umpan sangatlah
menentukan jumlah hasil tangkap. Oleh karena itu perlu perhatian yang
sebaik – baiknya, perlu kita ketahui bahwa ikan tuna dan sejenis ikan
pelagis lainnya tidak suka umpan dalam bentuk irisan.<br />
Ikan
pelagis tujuan penangkapan adalah jenis ikan perenang cepat dan memiliki
kebiasaan memburu mangsa. Untuk memberi kesan bahwa umpan kita itu ikan
hidup, maka diusahakan menyediakan umpan dalam bentuk utuh, segar dan
tidak rusak. Walaupun tidak dapat memenuhi semua syarat sebagai umpan,
jenis umpan Long Line antara lain :<br />
Ø Cumi – cumi ( terbaik tapi harganya mahal, jumlahnya terbatas )<br />
Ø Sarden / lemuru, memiliki leher pendek dan kurang kuat<br />
Ø Ikan Terbang ( jumlah terbatas dan sulit diperoleh )<br />
Ø Mackerel tuna ( tongkol kecil ), lehernya kuat dan keras.<br />
<b>2. Cara memasang umpan</b><br />
Pemasangan umpan pada long line berbeda dengan <i>line fishing</i> lainnya. Prinsip kerja cara pemasangan umpan yang benar menjaga agar umpan tidak terlalu rusak dan menyangkut dengan kuat.<br />
Untuk menghasilkan cara pemasangan yang baik, maka terdapat beberapa cara bagian umpan yang terkait pancing, antara lain : <br />
1. Mata tembus mata<br />
2. Kepala bagian bawah atau atas segaris dengan tutup insang<br />
3. Bagian bawah sirip dada tembus sebelah menyebelah<br />
4. Bagian ekor<br />
Pemilihan cara pemasangan umpan yang benar diharapkan :<br />
ü Umpan terkait kuat, karena umpan tergantung dengan menahan arus, ikan umpan melekat kuat.<br />
ü Umpan dapat melambai lebih baik, untuk memberi kesan bahwa umpan itu ikan hidup bebas.<br />
<b>3. Kecepatan memasang umpan</b><br />
Umpan
dipasang pada waktu itu juga, saat akan dilempar kelaut. Berdasarkan
pengalaman kecepatan rata – rata tiap jam dapat menurunkan ± 500 pancing
. Berarti tiap satu menit harus dapat memasang umpan antara 8 – 10
pancing.<br />
<b>4. Syarat umpan</b><br />
<ol>
<li> <div align="justify">
Ditinjau dari segi teknis :</div>
</li>
</ol>
Ø Terdiri dari satu ikan utuh <br />
Ø Warna kontras, mengkilat ( hitam, putih atau disesuaikan dengan warna isi perut ikan tuna atau sejenisnya )<br />
Ø Panjang antara 15 – 25 cm, lebar 2 – 5 cm<br />
Ø Leher kuat dan daging ulet<br />
Ø Mempunyai bau segar yang menyolok.<br />
<ol>
<li> <div align="justify">
Ditinjau dari segi ekonomis</div>
</li>
</ol>
Ø Mudah didapat dalam jumlah banyak<br />
Ø Harganya murah<br />
Ø Perawatan gampang dan mudah<br />
<h3>
H. HASIL TANGKAPAN</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMuNBOQXWerx-VvQ7PCI9GXv22KetGMD1qxNgaB0Jp3Ilt16B4ywIVP8jiwKvPeMvrd1T8jmqCQJw9YSIwW05k2-p8mLZy5EgyU65nTqKRFBiiT7oFCiQDaTv-wk_X0BQ_ayvycHotylY/s1600/index.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMuNBOQXWerx-VvQ7PCI9GXv22KetGMD1qxNgaB0Jp3Ilt16B4ywIVP8jiwKvPeMvrd1T8jmqCQJw9YSIwW05k2-p8mLZy5EgyU65nTqKRFBiiT7oFCiQDaTv-wk_X0BQ_ayvycHotylY/s1600/index.jpeg" /></a></div>
Jenis Ikan Tuna yang tertangkap dengan Long Line :<br />
- Tuna Mata Besar ( <i>big eye tuna</i> )<br />
1. Badannya agak besar pendek gemuk. Yang besar dapat mencapai 2 meter dan beratnya 200 kg.<br />
2. Matanya agaknya besar.<br />
- Madidihang ( <i>yellow fin tuna</i> )<br />
1. Badannya tidak gemuk seperti tuna mata besar<br />
2. Panjangnya mencapai 1,8 meter dan beratnya 100 kg<br />
3. Sirip dada dan sirip punggung berwarna kuning<br />
- Tuna sirip biru ( <i>blue fin tuna</i> )<br />
1. Panjangnya mencapai 1,6 meter dan beratnya 300 kg<br />
2. Warna badan bagian atas biru kehijauan<br />
- Albakora ( <i>albacore</i> )<br />
1. Tergolong tuna kecil. Dapat mencapai panjang kurang lebih 1 meter dan berat 15 kg <br />
2. Sirip dada cukup panjang<br />
- Ikan pedang ( <i>sword fish</i> )<br />
1. Dapat mencapai panjang sampai 4,5 meter dan berat 500 kg<br />
2. Rahang atas tumbuh panjang sekali dan gepeng<br />
3. Badannya bulat<br />
- Setuhuk ( <i>marlin </i>)<br />
1. Panjang mencapai 4 meter dan berat 600 kg<br />
- Ikan layaran ( <i>sail fish</i> ) <br />
1. Panjang dapat mencapai 3 meter dan berat 400 kg<br />
2. Tidak memiliki sisik<br />
I. PENANGANAN IKAN TUNA<br />
<b>1. Mengenal Ikan Tuna.</b><br />
Ikan
tuna merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai
tambah yang cukup berarti dipasaran ikan Internasional. Hal ini terbukti
dengan adanya permintaan tuna segar dipasaran Jepang yang mencapai 250 –
350 ton per hari, sehingga hal ini menjadi suatu tantangan bagi
Indonesia yang mempunyai potensi lestari khusus untuk ikan tuna sebesar
258,8 ribu ton / tahun.<br />
Adapun jenis – jenis tuna segar yang diekspor adalah : Big – eye tuna <i>( Thunnus obesus )</i>, Yellow fin tuna <i>( Thunnus albacares )</i>.<br />
Selanjutnya,
guna mendukung ekspor tuna segar menjadi produk yang bermutu baik, maka
semenjak ikan tertangkap sampai pada tangan konsumen, mutu kesegarannya
harus dijaga dengan tetap mempertahankan suhu ikan berkisar 1- 2,5 <sup>0 </sup>C, atau selalu dalam keadaan di es.<br />
<b>2. Penanganan <i>( handling )</i> tuna segar</b><br />
Dalam hal ini ada 2 cara penanganan dengan peng-Es-an biasa <i>( Chiling )</i>, kedua dengan sistim Pendinginan Air Laut <i>( Refrigerated Sea Water )</i> yang sering terdapat pada kapal – kapal penangkapan.<br />
Urutan penanganan dapat dilakukan sebagai berikut :<br />
- Penyiapan palkah dan deck kapal, dengan cara membersihkannya terlebih dahulu.<br />
-
Pada saat ikan telah naik di atas kapal, maka harus dikerjakan secara
hati – hati baik saat melepas mata pancing maupun meletakannya di atas
deck, dan hindari luka – luka atau memar tubuhnya.<br />
Bila masih hidup dapat dimatikan terlebih dahulu dengan menusukan marlin / spike tepat pada bagian otak di kepala.<br />
- Buka salah satu tutup insang, lalu buang lapisan – lapisan insang dengan cara dipotong dengan pisau.<br />
-
Keluarkan isi perut melalui rongga insang. Untuk mempermudah penarikan
isi perut maka bagian anus disobek sepanjang ± 3 cm. Sehingga usus yang
menempel pada anus dapat tercabut dengan mudah.<br />
- Cuci bersih rongga insang dengan perut, juga bagian luar tubuh ikan dengan air laut.<br />
- Pada cara peng-Es-an biasa <i>( Chiling )</i>
rongga insang dan rongga perut diisi dengan butiran Es ( Es Curai ) ,
kemudian disimpan di palkah dengan jalan menyelimuti tubuh ikan dengan
butiran – butiran Es.<br />
- Pada cara RSW <i>( Refrigerated Sea Water )</i>, ikan yang telah dibersihkan / dibungkus dengan karung / goni atau plastik, dan selanjutnya disimpan dalam palkah.<br />
Perlakuan
ini dimaksudkan untuk menghindari rusaknya tubuh ikan oleh benturan
dengan dinding palkah, atau sesama ikan itu sendiri. Sistem ini
diterapkan pada kapal penangkapan yang telah dilengkapi dengan peralatan
Refrigasi.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10076878565557538625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-609796821839348368.post-1441874212802045892012-11-22T02:26:00.003-08:002012-11-22T02:26:41.472-08:00perikanan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://picasaweb.google.com/117458993301232561885/2012112202#5813581053616784098" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-bvgiBLW_nb4/UK39KqXFAuI/AAAAAAAAAA0/wpXg93xEfXM/s1600/fff.jpeg" /></a></div>
<b>Perikanan</b> adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya
hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan" title="Ikan">ikan</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibi" title="Amfibi">amfibi</a> dan berbagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Avertebrata" title="Avertebrata">avertebrata</a>
penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di
Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang
termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan
sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan.Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agribisnis" title="Agribisnis">agribisnis</a>.<br />
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pangan" title="Pangan">pangan</a> bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Olahraga" title="Olahraga">olahraga</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rekreasi" title="Rekreasi">rekreasi</a> (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemancingan&action=edit&redlink=1" title="Pemancingan (halaman belum tersedia)">pemancingan</a> ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perhiasan" title="Perhiasan">perhiasan</a> atau mengambil <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Minyak_ikan&action=edit&redlink=1" title="Minyak ikan (halaman belum tersedia)">minyak ikan</a>.<br />
<b>Usaha perikanan</b> adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penetasan&action=edit&redlink=1" title="Penetasan (halaman belum tersedia)">penetasan</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembibitan&action=edit&redlink=1" title="Pembibitan (halaman belum tersedia)">pembibitan</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembesaran&action=edit&redlink=1" title="Pembesaran (halaman belum tersedia)">pembesaran</a>) ikan, termasuk kegiatan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyimpanan&action=edit&redlink=1" title="Penyimpanan (halaman belum tersedia)">menyimpan</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pendinginan&action=edit&redlink=1" title="Pendinginan (halaman belum tersedia)">mendinginkan</a> atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis).<br />
<table class="toc" id="toc">
<tbody>
<tr>
<td>
<div id="toctitle">
<h2>
Daftar isi</h2>
</div>
<ul>
<li class="toclevel-1 tocsection-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#Sejarah_perikanan"><span class="tocnumber">1</span> <span class="toctext">Sejarah perikanan</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#Pengelolaan_sumberdaya_ikan"><span class="tocnumber">2</span> <span class="toctext">Pengelolaan sumberdaya ikan</span></a>
<ul>
<li class="toclevel-2 tocsection-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#Penangkapan_ikan"><span class="tocnumber">2.1</span> <span class="toctext">Penangkapan ikan</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-4"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#Pembudidayaan_ikan"><span class="tocnumber">2.2</span> <span class="toctext">Pembudidayaan ikan</span></a></li>
</ul>
</li>
<li class="toclevel-1 tocsection-5"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#Referensi"><span class="tocnumber">3</span> <span class="toctext">Referensi</span></a></li>
</ul>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sejarah_perikanan">Sejarah perikanan</span></h2>
<div class="thumb tleft">
<div class="thumbinner" style="width: 258px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Egyptian_fishery3.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="85" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9a/Egyptian_fishery3.jpg/256px-Egyptian_fishery3.jpg" width="256" /></a>
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Egyptian_fishery3.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf1/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir" title="Mesir">Mesir</a> membawa ikan, dan dibelah untuk tujuan diasinkan</div>
</div>
</div>
Salah satu sejarah perdagangan dunia yang tertua yaitu perdagangan ikan <i>cod</i> kering dari daerah <i>Lofoten</i> ke bagian selatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Italia" title="Italia">Italia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spanyol" title="Spanyol">Spanyol</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Portugal" title="Portugal">Portugal</a>. Perdagangan ikan ini dimulai pada periode <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Viking" title="Viking">Viking</a>
atau sebelumnya, yang telah berlangsung lebih dari 1000 tahun, namun
masih merupakan jenis perdagangan yang penting hingga sekarang.<br />
Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a>, <i>Pandyas</i>, kerajaan Tamil Dravidian tertua, dikenal dengan tempat perikanan mutiara diambil sejak satu abad sebelum masehi. Pelabuhan <i>Tuticorin</i> dikenal dengan perikanan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mutiara" title="Mutiara">mutiara</a> laut dalam. <i>Paravas</i>, bangsa Tamil yang berpusat di <i>Tuticorin</i>, berkembang menjadi masyarakat yang makmur oleh karena perdagangan mutiara mereka, pengetahuan ilmu pelayaran dan perikanan.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pengelolaan_sumberdaya_ikan">Pengelolaan sumberdaya ikan</span></h2>
Pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua upaya termasuk proses yang
terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan,
konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan
implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di
bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang
diarahkan yang bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara
optimal dan mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati
perairan yang terus menerus.<sup class="reference" id="cite_ref-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#cite_note-3">[4]</a></sup><br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Penangkapan_ikan">Penangkapan ikan</span></h3>
Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh
ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau
cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,
mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkannya.<sup class="reference" id="cite_ref-4"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#cite_note-4">[5]</a></sup> Usaha perikanan yang bekerja di bidang penangkapan tercakup dalam kegiatan perikanan tangkap (<i>capture fishery</i>).<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Pembudidayaan_ikan">Pembudidayaan ikan</span></h3>
<a href="https://picasaweb.google.com/117458993301232561885/2012112203#5813581551987740002" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="142" src="http://1.bp.blogspot.com/-k9U5zfpf3m8/UK39nq7-TWI/AAAAAAAAABA/Kfz_BhHt3es/s200/perikanan.jpg" width="200" /></a><b>Pembudidayaan ikan</b> adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan ikan dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol
Usaha perikanan yang berupa produksi hasil perikanan melalui budidaya
dikenal sebagai perikanan budidaya atau budidaya perairan (<i>aquaculture</i>).<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Referensi">Referensi</span></h2>
<div class="references-small" style="list-style-type: decimal;">
<ol class="references">
<li id="cite_note-0"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#cite_ref-0">^</a></b> <span class="reference-text">Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.</span></li>
<li id="cite_note-1"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#cite_ref-1">^</a></b> <span class="reference-text">Castro, P. and M. Huber. (2003). Marine Biology. 4<sup>th</sup> ed. Boston: McGraw Hill.</span></li>
<li id="cite_note-2"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#cite_ref-2">^</a></b> <span class="reference-text">Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.</span></li>
<li id="cite_note-3"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#cite_ref-3">^</a></b> <span class="reference-text">Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.</span></li>
<li id="cite_note-4"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#cite_ref-4">^</a></b> <span class="reference-text">Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.</span></li>
<li id="cite_note-5"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan#cite_ref-5">^</a></b> <span class="reference-text">Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1985 dan Nomor 31 Tahun 2004.</span></li>
</ol>
<span class="reference-text">sumber: wikipedia.org </span>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10076878565557538625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-609796821839348368.post-6133734149345245942012-11-22T02:03:00.001-08:002012-11-22T02:03:38.478-08:00galau<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://picasaweb.google.com/117458993301232561885/20121122#5813575791158190514" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="286" src="http://4.bp.blogspot.com/-RCZxfNEVQx8/UK34YWLLYbI/AAAAAAAAAAg/geX3keHB2RM/s320/images.jpeg" width="320" /></a></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="userContent">tuhan kapan air mata ini kering<br /> shingga ku tax dapat menangis lagi<br /> ku lelah tuhan dengan smuanya<br /> ku tax lagy sangup menghadapinya<br /> aq tax sekuat bunga ditepi jalan yg mampu bertahan dgn banyak cobaan<br /> aq pun tax seprti boneka yg hanya diam dan tersenyum<br />
mungkin aq pecundang yg lari dari smua masalah dunia ini tapi aq tak
lagy punya semangt aku MENYERAH dan aq tak bth apapun lagy selain
dekapan hangat dari mu ibu. . . .</span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="userContent"> </span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="userContent"> </span></span></h5>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10076878565557538625noreply@blogger.com0